BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem peminjaman tidak lepas dari
sistem pelayanan perpustakaan. Peminjaman adalah salah satu dari berbagai
kegiatan pelayanan yang diberikan perpustakaan kepada pembacanya. Ada layanan
informasi, layanan peningkatan minat baca, ada pula layanan tujukan,
penelurusan literatur, dan layanan meminjamkan bahan perpustakaan.
Akan tetapi sampai saat ini menurut
kenyataan yang ada, sistem peminjaman perpustakaan masih kurang dipahami dan
dimengerti oleh banyah orang. Padahal sistem peminjaman di perpustakaan adalah
sangat penting, sebab bertujuan agar
bahan yang dipinjamkan tidak hilang, selalu tau d mana buku yang dipinjamkan
berada dan dipergunakan oleh siapa. Sistem peminjaman haru disusun secara
sistematis. Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah ini oleh penulis,
diharapkan para pembaca bisa lebih memahami dan mengerti betapa pentingnya
mengenai sistem peminjaman di perpustakaan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
saja sistem pelayanan perpustakaan?
2. Apa
macam-macam sistem peminjaman?
C.
Tujuan
Tujuan
Khusus
1. Untuk
mengetahui sistem pelayanan perpustakaan
2. Agar
mengetahui macam-macam sistem peminjaman
Tujuan Umum
1. Menambah
wawasan dan pengetahuan
2. Melatih
menulis dengan cara yang baik dan benar
3. Melatih
membuat makalah yang sistematis dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Pelayanan Perpustakaan
Sehubungan dengan sistem peminjaman
perpustakaan, kita perlu mengetahui tentang sistem pelayanan perpustakaan. Ada
dua sistem pelayanan perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem
layanan tertutup. Dua sistem ini ada hubungannya dengan cara bagaimana
perpustakaan memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk mendekati buku dan
dalam meminta informasi.
1. Sistem
Pelayanan Tertutup
Pada
koleksi ini buku tertutup bagi pembaca, dalam arti mereka tidak boleh langsung
mengambil buku di rak perpustakaan. Perpustakaan akan mengambilkan buku untuk
mereka. Pembaca mengisi sebuah formulir untuk menuliskn judul buku, pengarang,
dan nomor panggil buku yang akan dipinjam.
Perpustakaan
yang memilih sistem layanan tertutup, pustakawan juga bertugas penyusuna buku
di rak, hanya saja pada sistem pelayanan ini yang mengambil dan mengembalikan
buku adalah pustakawan. Maka dari itu pustakawan dituntut memahami koleksi dan
perpustakaan harus mempunyai pustakawan yang cukup agar para pemakai tidak
menunggu terlalu lama untuk memperoleh pustaka yang diinginkan.
Terdapat
beberapa keuntungan yang diperoleh dengan sistem pelayanan tertutup, antara
lain adalah buku tetap tersusun rapi di rak, karena tidak banyak tangan yang
menjamahnya, tidak banyak buku yang hilang sebab hanya petugas yang boleh
menuju rak. Namun ada juga kelemahannya, antara lain yaitu pemakai menuggu
terlalu lama bahan pustaka yang diinginkan, karena jumlah pustakawan terlalu
sedikit dalam melayani pemakai.
2. Sistem
Pelayanan Terbuka
Sistem
pelayanan terbuka diibaratkan sistem prasmanan dari sebuah pesta makan. Pembaca
dipersilahkan masuk ke ruang koleksi perpustakaan dan memilih bahan pustaka
yang mereka minati. Dengan sistem ini pembaca memperoleh kesempatan untuk
sekedar membaca-baca di rak dan bisa mengetahui berbagai altenatif yang bisa
diambil dalam mendukung penelitiannya.
Perpustakaan
yang memilih sistem pelayanan ini sebagai konsekuensinya para pustakawan harus
menjaga agar susunan koleksi tetap sistematis, yaitu dengan cara tidak
memperkenankan pengguna perpustakaan memasukkan sendiri koleksi yang telah
dibacanya ke dalam rak. Keadaan tersebut memerlukan tenaga penyusun koleksi
pustaka yang secara konsisten memasukkan kembali koleksi yang telah dibaca
pengguna ke rak penyimpanan sebelum jam tutup perpustakaan. Dengan demikian
hari berikutnya pengguna dapat langsung menggunakan kembali koleksi pustaka
tersebut karena teah tersusun kembali seperti semula.
Untuk
dapat melaksanakan dengan baik pada kedua sistem pelayanan ini, diperlukan
beberapa persyaratan, antara lain:
1. Koleksi
harus disusun secara sistematis
a. Koleksi
buku/brosur dan leaflet disusun menurut urutan nomor panggilannya
b. Koleksi
majalah menurut bidang subjek luas, yang di dalamnya disusun menurut abjad
judul majalah
c. Koleksi
rujukan menurut jenis publikasinya, yang berbentuk buku disusun menurut nomor
panggil dan yang berupa majalah disusun menurut abjad judul, namun disimpan di
dalam ruang koleksi rujukan. Ruang koleksi rujukan harus dekat dengan ruang
baca perpustakaan, agar pengguna dapat menggunakan bahan rujukan sewaktu ia
memerlukan.
2. Alat
temu kembali koleksi pustaka harus lengkap
a. Katalog
buku/brosur/leaflet. Katalog harus lengkap artinya baik katalog kartu ataupun
katalog elektronik, harus dapat ditelusur dari berbagai titik telusur, yaitu
dari nama pengarang, judul, lembaga penerbit maupun subjek.
b. Katalog
majalah, katalog ini penting untuk menunjukkan judul-judul majalah yang dimilki
perpustakaan. Selain informasi mengenal judul juga diperlukan juga data tentang
volume, nomor, dan tahun penerbitnya agar pengguna dapat memastikan apaka ia
akan menggunakan koleksi majalah perpustakaan tersebut atau harus mencari di
perpustakaan lain yang memiliki volume/nomor tertentu.
c. Indeks
artikel majalah dan monograf analitik. Indeks tersebut biasanya memuat
judul-judul artikel yang dikuti dari majalah dan buku/monograf semacam
prosiding, risalah dan lain-lain yang isinya terdiri atas artikel/karya tulis.
Indeks majalah/monograf analitik ada juga yang dilengkapi dengan abstrak,
anotasi atau ringkasan karya tukis.
d. Bibliogarfi,
fungsinya seperti katalog atau indeks, ada bibliogarfi yang disusun menurut
suatu cakupan subjek tertentu, ada pula yang memuat subjek terbitan suatu
negara. Bibliografi yang memuat judul-judul terbitan suatu negara biasanya
diterbitkan oleh perpustakaan nasional, contohnya Bibliografi Nasional,
sedangkan suatu bibliografi yang disusun menurut cakupan subjek disebut
bibliografi khusus, contohnya bibliografi Caba Keriting, Bibliografi Ayam
Hutan, dll.
B.
Sistem-Sistem
Peminjaman Perpustakaan
1. Sistem
Peminjaman Kuno
Yang dimaksud sistem peminjaman kuno ialah cara peminjaman
yang dipergunakan sebelum adanya sistem baru yang lebiah baik. Pada mulanya
buku diciptakan sebagi alat untuk melestarikan inforamasi kemudian mulailah
buku dipinjamkan. Pencatatn peminjaman buku yang paling awal yang dilakukan
oleh perpustakaan umum ialah dengan cara mencatat nama pegarang, udul buku, dan
nama peminjaman pada buku pencatatan peminjaman. Pencatatan buku-buku yang
dipinjam dan nama peminjam ditulis dari hari ke hari dalam sebuah buku catatan.
Sistem ini dikembangkan menjadi sistem ledger. Ini masih juga mempergunakan buku catatan, tetapi buku
catatan tersebut diberi nomor halaman. Setiap nomor halaman diperuntukkan satu
peminjam. Di sanalah buku-buku yang dipinjamkan ditulis. Ini agak memberikan
kemudahan, terutama pada waktu pengembalian buku. Waupun demikian, sistem ini
masih kurang efektif, namun masih dipakai sampai tahun 1860.
Perkembangan selanjutnya ialah sistem dummy. Buku-buku yang dipinjam digantikan oleh dummy yang
memberikan catatan nomor peminjam dan bilamana buku harus dikembalikan. Sistem
ini dianggap kurang praktis, dan digantikan sistem slip. Setiap buku yang akan
dipinjam, dituliskan dulu nomor buku, nama pengarang, judul buku, nama
peminjam, alamat dan nomor anggota peminjam, dan batas tanggal kembali. Slip
ini kemudian dikembangkan menjadi kartu buku yang dimasukkan ke dalam kantong
buku. Setiap kali ada peminjaman tinggal menuliskan nama peminjam dan tanggal
kembalinya.
2.
Sistem Peminjaman Brownw (Browne
Charging System)
Sistem Peminjaman Browne ditemukan oleh Nina E. Browne,
pustakawan Library Bureau di Boston, Massachussette, awal abad ke-20. Sistem
peminjaman ini digunakan oleh banyak perpustakaan di Inggris. Dalam sistem
pelayanan hastawi (manual) sistem ini memiliki kecepatan yang tinggi
dibandingkan sistem hastawi yang lain.
Sistem Peminjaman Browne terdesak oleh datangnya sistem
peminjaman berkomputer, seperti VTLS (Virginia Tech Library System) dari USA,
SISPUKOM (Sistem Perpustakaan Berkomputer) dari Malaysia.
Alat-alat
yang dipergunakan pada sistem ini:
a.
Label tanggal kembali, ditempelkan
pada tiap-tiap buku
b.
Kantong buku, untuk menempatkan kartu buku,
ditempelkan pada bagian belakang buku
c.
Kartu buku, dimasukkan dalam
kantong buku
d.
Tiket untuk peminjaman
e.
Kotak tempat menyimpan tiket
peminjaman
f.
Petunjuk hari
g.
Formulir keanggotaan
Proses / cara peminjaman mereka yang akan menjadi anggota perpustakaan
harus mengisi formulir keanggotaan. Formulir ini mencatat nama pembaca dan
alamat rumah, sehingga kalau pembaca lalai mengembalikan buku bias ditegur.
Yang perlu diperhatikan dalam proses ini ialah apakah kartu buku tersebut benar
dari buku yang dipinjam, dan tidak lupa membubuhkan stempelbatas tanggal kembali
pada buku.
Keuntungan dari system browne ialah sebagai berikut :
1.
Sederhana,
2.
Ekonomis,
3.
Dapat melokasi buku apa saja yang
dipinjam setiap saat,
4.
Dapat melokasi dan menirim surat
peringatan kepada peminjam yang melewati batas waktu pinjam,
5.
Memudahkan pemesanan buku oleh
peminjam yang lain.
6.
Jumlah buku yang dipinjam oleh
masing-masing pembaca mudah dikontrol,
7.
Tak ada penundaan pengembalian
buku ke rak begitu setelah buku dikembalikan oleh peminjam,
8.
Pemilikan tiket oleh pembaca
membuktikan bahwa pembaca sudah tidak memiliki peminjaman lagi.
Kerugian system peminjaman browne adalah sebagia berikut :
a.
Sebagai peminjaman manual cukup
memakan waktu jika dibandingkan system peminjaman berkomputer,
b.
Mudah terjadi kesalahan dalam
peminjaman dan pengembalian, terutama kalau petugas perpustakaan tidak tertib
dan tidak teliti.
3.
Sistem Peminjaman Newark (Newark
Charging System)
Sistem Peminjaman Newark mulai dipakai pada tahun 1900 oleh
Perpustakaan Umum Newark New Jersey, semasa dipimpin oleh John Cotton Dana. Sistem
Peminjaman Newark memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.
Keuntungan
sistem ini adalah:
a. Masing-masing peminjam bisa mengetahi buku macam apa yang sering
dipinjamnya,
b. Setiap saat bisa diketahui buku ada di mana, siapa yang meminjam,
dan bilamana harus dikembalikan,
c. Jika ada perbedaan waktu peminjaman, bisa dicatat dengan mudah,
d. Buku-buku yang dipesan bisa diketahui di mana adanya,
e. Petugas nonprofesional bisa mengerjakan pekerjaan ini dengan baik,
f. Dalam sebuah perpustakaan besar dengan banyak cabangnya, kartu
peminjaman bisa, dipergunakan di cabang mana saja, dan
g. Penyiangan bisa dikerjakan dengan baik.
Sedang
kekurangan Sistem Peminjaman Newark adalah:
1.
Pekerjaan rutin lambat, memakan
banyak waktu dan membosankan,
2.
Sangat mudah terjadi kesalahan
dalam mencatat nomor panggil buku ke dalam kartu anggota,
3.
Pada jam-jam sibuk, meja
peminjaman bisa berantakan, karena begitu banyak transaksi yang harus
diselesaikan,
4.
Memerlukan dua jajaran
pendaftaran. Satu, jajaran nama anggota perpustakaan yang disusun menurut
abjad, lengkap dengan alamat mereka masing-masing. Kedua, jajaran nomor
pendaftaran,
5.
Tiap buku memerlukan tiga kartu
yang menuntut waktu dalam mengerjakannya, yaitu kartu buku, kantong kartu buku,
dan batas waktu peminjaman, dan
6.
Lembaran batas waktu tanggal
kembali ditempelkan di bagian belakang buku yang membuat buku menjadi kelihatan
kotor.
Pada awalnya pemakain system peminjaman Newark sangat memakan waktu.
Kemudian diadakan berbagai perbaikan dan modifikasi seperti system peminjaman
Detroit.
4.
Sistem Peminjaman Sendiri Detroit
(Newark Charging System)
Sistem Peminjaman Sendiri Detroit ditemukan tahun 1929 oleh Ralph A.
Ulveling, Pustakawan Perpustakaan Umum Detroit, Amerika Serikat. Sistem
peminjaman ini menjadi sangat terkenal pada zamannya, sebagai sebuah sistem
peminjaman yang bagus, efektif, dan disukai oleh peminjam perpustakaan sendiri.
Cara peminjaman ini berdasarkan kepada kerja sama yang baik antara pembaca dan
petugas perpustakaan. Sistem ini hampir sama dengan sistem Peminjaman Browne.
Berbagai jenis alat diperlukan untuk penyelenggaraan Sistem Peminjaman
Sendiri Detroit. Alat-alat itu adalah jajaran pendaftaran anggota, kartu jati
diri peminjam, kartu buku, kartu tanggal kembali, kantong kartu buku, stempel
dan bantalannya, kotak tempat menjajarkan kartu buku, slip denda, kertas
statistik sirkulasi, kartu pos pemberitahuan, dan pensil.
Sistem Peminjaman Sendiri Detroit mengenal beberapa proses, yaitu
peminjaman, pengembalian buku, perpanjangan waktu peminjaman, lewat waktu
peminjaman, pemesan peminjaman buku, dan statistik sirkulasi. Sistem inipun
mempunyai keuntungan dan kekurangannya. Melalui berbagai kemajuan teknologi
diperoleh berbagai sistem peminjaman yang bisa disebut sebagai sistem yang
modern. Misalnya sistem peminjaman dengan kartu berlubang, sistem peminjaman
dengan fotografi, sistem peminjaman dengan alat elektronik, dan sistem
peminjaman dengan komputer.
Keuntungan system peminjaman sendiri Detroit ialah sebagai berikut :
a.
Waktu bisa dihemat sebanyak-banyaknya
baik bagi petugas maupun peminjam,
b.
Karena pengisian nomor keanggotaan
pada kartu buku dikerjakan oleh pembaca sendiri adan dicocokan oleh petugas
peminjaman,
c.
Kartu identifikasi peminjam tidak
diperlukan lagi pada waktu pengembalian buku,
d.
Buku tampak lebih necis dan rapi
dibandingkan system Newark, sebab slip batas waktu peminjaman diganti dengan
bentuk lain yang lebih rapi,
e.
Perdebatan antara petugas bahwa
buku telah dipinjam atau tidak bias dihindari,
f.
Masa peminjaman yang berada dari
setiap buku jelas bias dilihat dari jenis kartu batas tanggal kembal yang
berwarna-warni,
g.
Setiap saat bias diketahui buku
berada di mana,
h.
Semua salinan dari buku yang
dipesan bias dicari tempatnya setiap saat,
i.
Catatan yang terdapat pada kartu
buku memberikan informasi bahwa buku tersebut sering dipinjam,
j.
Peminjam bias mempergunakan kartu
peminjamnya pada perpustakaan cabang yang lain.
Sedangkan kekurangan system peminjaman sendiri Detroit adalah sebagai
berikut :
a.
Mencari buku untuk pemesan
memerlukan waktu lama,
b.
Peminjam ikut dalam proses
peminjaman,
c.
Kesalahan bias saja dibuat oleh
peminjam dalam menuliskan nomor keanggotaannya pada kartu buku,
d.
Beberapa pekerjaan rutin system
ini banyak memakan waktu,
e.
Memerlukan dua jajaran
pendaftaran,
f.
Pada jam-jam sibuk meja peminjaman
menjadi tak teratur karena banyak buku belum diambil slipnya,
g.
Kartu buku, kantong kartu buku,
dan kartu yang menunjukkan tanggal kembali sangat dperlukan untuk disiapkan.
Sistem Peminjaman Islington merupakan variasi dan penyempurnaan Sistem
Peminjaman Browne. Sistem Browne hanya terbatas pada tiket yang diberikan,
sementara pada sistem Islington dapat dibuatkan duplikasi tiket, sehingga bisa
meminjam buku sebanyak-banyaknya. Sistem peminjaman dengan komputer sebenarnya
sudah agak lama dipergunakan di perpustakaan. Makin hari sistem peminjaman
jenis ini semakin bertambah bagus dan hebat.
Sistem peminjaman modern yang cukup dikenal adalah Sistem Peminjaman
Plessey Pen. Sistem ini mengenal sejumlah proses, seperti mendaftar peminjaman,
cara pengembalian, perpanjangan peminjaman, lewat batas waktu pinjam, dan pesan
peminjaman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sistem pelayanan perpustakaan ada
dua macam yaitu sistem pelayanan tertutup dan sistem pelayanan terbuka
2.
Pada pelayanan sistem tertutup
pengunjung tidak diperkenankan masuk rak-rak buku untuk membaca ataupun
mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Sedangkan sistem terbuka membebaskan
pengunjung ke tempat koleksi perpustakaan dijajarkan.
3. Untuk
dapat melaksanakan dengan baik
pada sistem pelayanan terbuka dan tertutup diperlukan
beberapa persyaratan
yaitu oleksi harus disusun secara sistematis dan Alat
temu kembali koleksi pustaka harus lengkap.
4.
Sitem peminjaman ada beberapa
macam, yaitu : sistem peminjaman kuno, sistem peminjaman browne, sistem
peminjaman newark, dan sistem peminjaman sendiri Detroit.
5. Serta
mengetahui semua kekurangan dan kelebihan dari masing-masing sistem peminjaman.
B.
Saran
Dengan mengetahui berbagai jenis pelayanan dan
sistem peminjaman di perpustakaan yang ada diharapakan para pembaca dapat lebih
mengerti dan memahami sistem pelayanan perpustakaan dan sistem peminjaman
perpustakaan. Kita bisa memilah-milah sistem pelayanan dan peminjaman yang
paling baik dan yang kemudian dapat kita terapkan atau menjadi pedoman kita.
Penulis mengharapkan setelah membaca makalah
ini pembaca benar-benar paham dan kemudian dapat menjadi sebuah ilmu yang
menambah wawasan kita tentang sistem pelayanan dan sistem peminjaman
perpustakaan yang nantinya akan sangat berguna bagi kemajuan perpustakaan di
Indonesia.
1 komentar:
thank you, very helpful
Posting Komentar